Memanfaatkan
Kekuatan Musik Bagi Psikologi Anak
II.
Latar Belakang
Psikologi dan kecerdasan anak dioptimalkan
sejak bayi tersebut didalam kandungan sang ibu. Melalui musik yang didengarkan
ibunya, menurut penelitian oleh para ahli dan dokter spesialis disarankan
seorang ibu mendengarkan musik, terutama instrument-instrument oleh W.A.
Mozart. Musik atau instrument karya W.A. Mozart dapat membuat seorang bayi
tenang, selain daripada suara denyut jantung sang ibu.
Musik dapat mengusir kesedihan dan menghibur
jiwa hanya dengan sekejab saja. Menyemangati seseorang berawal dari dalam diri
seseorang [2].
Musik juga dapat membuat jiwa kekanak-kanak seseorang bermain, dan secara
spontan seseorang akan mengekspresikan dirinya. Dalam diri anak yang masih
kecil pada dasarnya mempunyai rasa percaya diri yang alami. Musik adalah salah
satu faktor dalam pengembangan rasa percaya diri itu sendiri [3].
Banyak filsuf, dokter, ahli pendidikan, dan
ahli teologia memberikan pandangan tentang anak dan perkembangannya, latar
belakang perkembangannya, serta pengaruh lingkungan bagi psikologi anak. John
Locke adalah seorang filsuf yang mengemukakan pendapat bahwa pendidikan adalah
faktor yang paling berpengaruh bagi perkembangan anak dan musik adalah faktor
dasar dalam pengembangan jiwa anak [4].
Masa dimana seseorang anak itu dapat
dimaksimalkan psikologinya, yaitu antara rentang masa pra lahir hingga masa
anak (10-14 tahun). Perkembangan anak harus dioptimalkan dalam rentang usia
itu, melalui pendidikan sosial, musik, dll. Proses belajar dalam perkembangan
anak mempengaruhi perilaku/tingkah laku anak ke masa selanjutnya, yaitu masa
remaja. Memanfaatkan kekuatan musik untuk mengembangkan psikologi selama masa
kanak-kanak, sangat berdampak positif. Sehingga, seorang anak dapat secara
perlahan-lahan tidak terlalu tergantung pada ibu dan lingkungan sosialnya.
Seorang anak sedikit demi sedikit mulai mampu memenuhi kebutuhannya dari masa
pembelajarannya selama kanak-kanak [5].
III.
Skopus (ruang lingkup penelitian)
Dengan memperdengarkan musik karya “W.A.
Mozart – Sonata For Two Pianos in D Major” selama sepuluh menit meningkatkan IQ
seorang anak secara segnifikan yang dilakukan seorang ahli pada penelitiannya
di salah satu sekolah di California. Setelah itu, ada juga disalah satu rumah
sakitvdi Baltimore yang memperdengarkan musik klasik bagi pada ibu yang sedang
mengandung, dan menurut Dr. Raymond Bahr dengan memperdengarkan musik klasik
dapat memperkuat jantung ibu dan anak didalam kandungannya, dll [6].
Semua penelitian yang dilakukan oleh para ahli memfokuskan pada memperdengarkan
musik klasik bagi seorang anak sejak dalam kandungan sangat baik untuk
memperkuat kesehatan jasmani maupun rohani seorang anak.
Sistem musik merupakan program yang sangat
berhasil diberbagai negara Eropa, salah satu contoh di Amerika Serikat. Dengan
musik anak-anak di Amerika Serikat menjadi fokus dengan pekerjaan yang ada
didepannya [7].
IV.
Maksud dan Tujuan Penulisan
Musik sangat berperan penting dalam
pengembangan psikologi anak. Tanpa musik dapat diibaratkan seperti batu bata
yang berserakan menunggu seseorang membangunnya menjadi sebuah ruang yang lebih
konstruktif. Dalam membangun sebuah ruang ini sangat dibutuhkan dasar yang
kokoh. Oleh karena itulah, para ahli sangat menganjurkan kepada ibu hamil untuk
mendengarkan musik karya W.A. Mozart.
Dalam pembahasan ini tujuan penulisan
“Memanfaatkan Kekuatan Musik Bagi Psikologi Anak” adalah untuk memperkokoh jiwa
seorang anak dari awalnya sekali dan
mengembangkan tingkah laku dan menyehatkan kondisi jiwa/rohani anak.
Agar setiap anak dapat dengan lebih mudah mengembangkan potensi dalam dirinya
dengan optimal. Selain itu, perkembangan moral anak dengan kemampuan menyesuaikan
diri dengan aturan-aturan dalam lingkungan hidupnya dapat terpenuhi dengan
baik.
V.
Hipotesis
Menurut pandangan saya dari hasil membaca
buku tentang anak, musik, psikologi, dan hubungannya, yaitu kehidupan seorang
anak hingga menjadi dewasa diperlukan dasar yang teguh, dan psikologi yang
kuat. Melalui musik klasik kedua-duanya dapat dilakukakan dengan mudah, manfaat
yang ‘diberi’ oleh musik klasik itu sendiri sangat banyak. Bukan hanya pada
psikologi anak, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan anak, menenangkan
pikiran, menyemangati jiwa, memperkuat jantung, menyembuhkan penyakit, dan
masih banyak lagi.
Dalam perkembangan psikologinya seorang anak
dapat dengan mudah menuju masa remaja dengan pegangan yang kuat dari hasil
pengoptimalan hasil belajar selama masa kanak-kanak. Dan dengan psikologi yang
kuat ini seorang anak dalam perkembangannya akan menaati aturan-aturan dan
selaras dengan pengetahuannya.
VI.
Daftar Pustaka
Campbell, Don
2001 EFEK MOZART ( Memanfaatkan Kekuatan Musik
Untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, dan Meyehatkan Tubuh),
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Coles, Robert
2000 Menumbuhkan Kecerdasan Moral pada Anak, Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gottman, John & DeClaire, Juan
2004 Mengasuh Anak Dengan Hati, Yogyakarta :
Prisma Media.
Kantjono, T, Alex
2003 Mengajarkan Emotional, dan Intelligence Pada
Anak, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Stewart, Kathryn
2002 Helping A Child with Nonverbal Learning
Disorder or Asperger’s Syndrome, Oakland : New Harbinger Publications, Inc.
Snowman & Biehler
1990 Psychology Applied to Teaching, U.S.A. :
Houghton Mifflin Company
Wibowo, Janu
2003 Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta
: PT. BPK Gunung Mulia.
[1] Lih. Don
Campbell, Efek Mozart, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta : hal. 79-85.
[2] Lih. Don
Campbell, Efek Mozart, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta : hal. 75.
[3] Lih.
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, Dasar dan
Teori Perkembangan Anak, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta : hal. 45-46.
[4]
Lih. Snowman & Biehler, Psychology Applied to Teaching, Houghton
Mifflin Company, U.S.A : hal. 173-174
[5] Lih.
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, Dasar dan
Teori Perkembangan Anak, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta : hal. 60.
[6] Lih. Don
Campbell, Efek Mozart, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta : hal. 157-160.
[7] Lih.
Kathryn Stewart, Ph.D., Anakku Mudah
Panik & Fobia, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta : hal. 192.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar